Apa yang salah dengan kulit sawo matang kita?
Setiap ada siapapun, baik perempuan maupun laki-laki memperbincangkan bahwa kulit sawo matang itu kastanya lebih rendah dari kulit lebih cerah; sontak aku seperti terkena sengatan listrik dari kabel tegangan tinggi yang sembarangan dibangun dekat atau bahkan di atas rumah penduduk. How stupid punya pendapat bahwa kulit sawo matang atau bahkan gelap sekalipun itu jelek! Woy, kemane aje hare gene masih berpikiran sempit seperti itu? Wake up, man!

Kartini, Nyi Ageng Serang, Rasuna Said, Cut Njak Dien, Dewi Sartika, Christina Martha Tiahahu, Rohana Kudus kulitnya cerah? Tidak ada hubungan kulit cerah dengan prestasi mereka. SANGAT tidak ada! Mereka juga tidak pernah mengajarkan pada siapapun bahwa perempuan sejati, pendekar kaum perempuan adalah yang berkulit cerah. Merekalah feminis sejati. Tidak ragu berjuang bahu membahu dengan kaum laki-laki masuk keluar hutan, atau tinggal di rumah namun bersuara lantang tentang mendidik sekitar; perempuan, berkulit gelap atau terang.
Kalau sekarang lihat iklan krim, sabun, obat-obatan; semuanya sepakat menyerukan proklamasi palsu buat perempuan Indonesia dengan menampilkan perempuan-perempuan berdarah campuran Kaukasia - Melayu bahwa putihlah level yang sempurna. Sakit! Akibatnya semua gadis-gadis berpendidikan di kota, apa lagi yang lugu-lugu di pedesaan setuju dengan propaganda anti sawo matang tersebut. Jutaan milyaran Rupiah telah dihabiskan produsen untuk memuntahkan pemikiran sesat "putih itu indah"; dan apalah daya konsumen yang diperbodoh ini bila hal tersebut diserukan berulang, ulang, ulang.

Pengalamanku bersaing di ajang internasional (bukan, bukan miss Universe), kulit tidaklah menjadi tolok ukur diterimanya seseorang pada pekerjaan tertentu. Orang bebas berkulit apapun dan diberi penghargaan sama, baik oleh media iklan, perusahaan maupun masyarakat. Di negara lain orang bebas memilih berkulit gelap ataupun cerah karena penghargaan yang sama ini. Kalau di Indonesia ada whitening lotion, maka siapapun -perempuan dan lelaki- dihargai sama saat mereka memilih darkening lotion untuk pemakaian sehari-hari selain suntan lotion yang dipakai kaum Kaukasia untuk mendapatkan kulit a la orang-orang yang berasal dari daerah tropis.

Mungkin sudah banyak dari kita yang mengetahui bahwa kulit gelap lebih tahan terkena kanker kulit dibanding kulit cerah. Kalau mau kita bawa dalam ranah spiritualis, itulah tanda ke-Esa-an Tuhan. Lebih memfavoritkan kulit putih adalah hal menggelikan terjadi di negara yang mengaku religius seperti Indonesia. Bosankah kita dengan slogan bahwa setiap orang itu unik bahkan kembar identik sekalipun? Juga terjemahan dari kitab suci bahwa kita diciptakan beragam untuk saling kenal dan menghargai? Tapi tindakan kita malah sebaliknya untuk diseragamkan, direkayasa dan ironisnya untuk memenuhi tuntutan pasar yang didikte kapitalisme! Sudah urgent saatnya bukan lagi kulit, casing, bungkus yang kita apresiasi melainkan seutuhnya manusia mulia yang sama-sama diciptakanNya.
- Sawo matang: tigerbear.wordpress.com
- Langsat: endangastiana.blogspot.com
- Shanty: kapanlagi.com
- Anggun: vensaugardworld.blogspot.com
Comments
setuju banget utk pendapatmu
bukan cuma kulit, kita juga digiring utk bercasing semacam 'barbie';tinggi langsing berkulit putih, berwajah kaukasian berambut panjang
teruslah "menerangi" masyarakat kita ya Mbak :D
kalo bule doyannya yang langsat2, kok pas di highland gathering bininya ireng semua ya?