Buk, minta 2000 buat jajan dong!

Aku dibesarkan oleh ibuku almarhumah yang irit. Kami berempat -karena adikku Nugi masih terlalu kecil untuk jajan- hampir tidak pernah diberi uang ibu untuk jajan. Kalau mau sesuatu, kami bilang dan minta. Begitu juga saat aku punya anak. 2 anakku yang besar jajan seminggu sekali yaitu setiap Sabtu saat aku dan suami menjemput mereka ke sekolah sehingga bisa memberi rambu2 do's & dont's, yang mana yang sehat dan tidak sehat; yang kurang baik tapi sesekali boleh; yang tidak boleh sama sekali. Kategori terakhir rasanya tidak ada. Terbiasa dengan ritme begitu, ke dua anak tertua kami akhirnya sudah mendapat pesan dari yang kami ingin sampaikan.

"Perjuangan" dimulai lagi saat Fattah lahir 9 tahun setelah anak ke 2 kami lahir dan sampai sekarang masih berlangsung. Fattah sering mendengar saya berkata "mahal" dan baginya itu baru sekedar nominal. Minuman yang Rp. 500 itu murah dan pasti bikin ibu senang dan tentu permintaan akan dikabulkan. Waktu dikatakan bahwa kandungan gulanya mungkin bukan gula asli; Fattah bingung lagi. Minuman soda betul2 paling cepat seminggu sekali. Kalau bisa dilupakan deh. Tapi saat teman2 jajan & Fattah; supaya dia juga belajar uang; kami beri juga. Tapi prinsip kami tetap sama dengan pada saat kami besarkan ke 2 kakaknya.

Comments

Endry D said…
izin contek cara mendidiknya ya bu.. :)

Wassalam,
Endry
Jeni said…
hihi..mirip dengan anak2ku bu, tapi mereka dapat kebiasaan jajan justru dari neneknya
Moi Kusman said…
Gak sempurna, Endry, jadi harus diperbaiki setiap hari tergantung kondisi.

Ada plus minus ya, Jeni. Apapun "kendala"nya bisa jadi bahan belajar baik u/ ortu maupun anak ya. ;-)

Popular Posts