Jalan Sehat Keluarga Homeschooling: Dari Maliq & The Essentials, sejarah kota sebuah pengantar, sampai buah Lontar!
Kemarin, 10 Juli 2011 adalah hari dimana kami dari keluarga homeschooling serentak melaksanakan acara yang bernama Jalan Sehat Keluarga Homeschooling yang pertama kali diusulkan oleh salah satu dari kami yaitu Wietski. Walaupun tidak semua keluarga ikut serta tapi acara ini diikuti juga oleh keluarga-keluarga homeschooling terutama yang berada di pulau Jawa, seperti keluarga di Kediri dan dari keluarga yang tergabung dalam Klub Sinau di Sidoarjo.
Walaupun kami sekeluarga terpisah dengan keluarga homeschool lain, namun semoga semangat ini ada pada peserta -anak-anak dan orang tua- bahwa homeschooling adalah kegiatan yang memberdayakan potensi pribadi di rumah masing-masing dan inspirasinya bisa siapa saja. Dengan bertemu dengan banyak teman -sesama pelaku homeschool dan tidak- ilmu yang ditimba akan semakin banyak dan pengaruhnya akan semakin dahsyat.
Kami mulai dari gedung Sarinah Thamrin menunggu keluarga homeschooling lain yang start dari Monas. Saat mereka mendekat, kami mengira mereka akan singgah sebentar di Sarinah yang hari itu padat karena di sana dilaksanakan acara fun bike oleh sebuah bank -dimana kami bisa melihat komunitas sepeda tinggi. Ternyata mereka terus menuju bundaran Hotel Indonesia. Sempat terkejar sebentar, tapi mereka 'lepas' lagi. Tidak mengapa.
Apa yang dapat kami pelajari? BANYAK dengan huruf besar. Tiba di Sarinah Thamrin parkir di sekitar sudah padat karena jalan Thamrin - Sudirman car free day setiap minggu dan banyak orang ingin memanfaatkan momen seminggu sekali itu. Benar-benar tidak ada tempat buat 'late riser' atau mereka yang bermalasan dengan bangun siang, bahkan di hari Minggu.
Tidak perlu takut kelaparan selama kita punya uang. Indonesia adalah negara ramah dimana makanan nyaris tersedia 24/7 - 24 jam sehari 7 hari seminggu! Tua muda bergabung jadi satu. Tidak ada lagi jurang kaya miskin yang menganga. Yang diperlukan hanya satu yaitu bangun pagi dan gabung. Sepeda, jogging, jalan kaki, skate board, sepatu roda; campur.
Jalan lanjut sampai bundaran Hotel Indonesia dengan air mancur yang indah. Buat anak-anak mungkin adalah pertama kali menginjak langsung bundaran yang sangat terkenal itu dimana banyak orang pernah pernah berdemo. Kemarin yang kami saksikan adalah demo tentang kekalahan seorang yang memprotes sebuah rumah sakit. Setelah berfoto sebentar, kami kembali lagi ke Sarinah Thamrin.
Menjelang Sarinah (yang ini juga bisa dijadikan bahan belajar; sejarah, siapa dia dan mengapa begitu penting buat bung Karno); ada satu pelajaran lagi yaitu pengenalan terhadap buah Lontar atau Siwalan. Enak, bergizi dan banyak gunanya. Lontar? Bukankah sebelum ada kertas, dulu orang menulis di daun ini? Apa istimewanya? Pasti menarik juga untuk jadi bahan diskusi selanjutnya. Pocari Sweat? Ke laut aja! Kita punya Kelapa dan Siwalan atau buah Lontar.
Betul-betul satu hari penuh dengan pembelajaran. Alhamdulillah. Lelah adalah juga proses belajar; begitupun uang yang kami keluarkan insya Allah menjadi jihad yang akan ditukar berlipat ganda oleh Allah karena belajar adalah kewajiban. Memang benar adanya alam terkembang jadi guru.
Comments