Berenang, Berkuda, dan Memanah.

Fari di salah satu pertandingan sepropinsi Banten
Senang sekali saat aku tahu ada hadits nabi besar Muhammad saw yang meminta orang tua untuk mengajari anak berenang, berkuda dan memanah. Dalam konteks kini, mungkin berkuda dapat diperluas dengan mengendarai sepeda, sepeda motor, mobil, mendayung perahu, menjalankan perahu bermotor, menjadi pilot helikopter sampai pesawat sehingga jet pribadi bisa jadi mimpi yang tidak lagi setinggi bintang di langit. Begitupun memanah yang bisa juga diartikan menembak, dasa lomba, bahkan olah raga akurasi secara umum seperti bulu tangkis, tenis meja, bola basket, voli, bowling, futsal, sepak bola, golf; pilihan yang nyaris tanpa batas. Secara umum nabi meminta umatnya untuk berkegiatan outdoor menghirup udara luar agar bugar, sehat, dan sportif agar bisa menjadi orang yang kuat jasmani rohani sehingga dapat berguna buat orang lain. 

Anjuran ini seharusnya berdampak luas dan dimaknai dalam. Sarana olah raga hendaknya jadi prioritas dimana-mana. Menjadi sehat adalah pilihan utama. Pengetahuan tentang kesehatan alami yang mudah dan murah ada di setiap kepala pimpinan, dari tingkat rumah tangga hingga tingkat kepala negara. Karena kegiatan banyak dilakukan outdoor maka polusi mendapat kata "tidak" bagi siapapun di bumi ini. Masalah lingkungan hidup menjadi urgent. Cinta bumi tidak ditawar. Penghematan -reduce, reuse, recycle, resize, recover, rethink adalah nafas kita karena bumi ini kita pinjam dari anak cucu kita. Sekolah-sekolah menyadari pentingnya keseimbangan antara otak dan otot, jadi tidak ada lagi sekolah bak ruko tanpa sarana berbagai macam olah raga. Kota tidaklah lengkap tanpa fasilitas olah raga bagi warganya. Tua dan muda jadi gemar olah raga.

Sudah lama kita yang hidup di negara kaya matahari ini -terutama para perempuan- bermusuhan dengan matahari karena takut kulitnya menjadi gelap. Sungguh menggelikan. Bukankah seharusnya matahari dan alam menjadi teman baik manusia. Begitu ironis bila hanya orang dari negara empat musim yang menjadi pemuja matahari; melumuri badan mereka dengan krim agar kulit mereka lebih kemilau karena sengatan sang surya. Sementara di negara kita, lihat krim pemutih wajah dan kulit memenuhi etalase kosmetika wanita. Kulit kita yang sebetulnya sangat eksotis sawo matang ini mau dicerahkan. Kita menjadi seseorang yang bukan diri kita. Punya masalah rendah diri cuy? 

Ironis di jaman kebugaran dan era gym seperti sekarang penggemar olah raga masih menjadi barang langka. Tidak banyak dari kita yang punya minat murni berolah raga ada atau tidak ada kawan. Jogging atau lari pagi, nge-gym atau senam hanya demi kegiatan sosial networking. Kalau tidak ada teman maka kegiatan olah raga tidak berjalan. Jarang kita lihat orang tekun lari di seputaran lingkungan tempat tinggal, sementara di luar negeri -dimana tingkat kesadaran kesehatannya sudah tinggi- hal itu sudah biasa. Pantas saja jika taman-taman umum tidak populer di Indonesia. Penyelenggara negara tidak melihat pentingnya fasilitas rumput luas terbentang karena mereka lebih nyaman di dalam ruangan berpendingin. Pohon-pohon dan tanaman dengan mudah ditebang demi pembangunan. Kota tua dianggap ketinggalan jaman. 

Banyak dari kita yang juga panik jika anak-anak berlarian berkeringat, seolah setiap hari adalah bulan Ramadhan dimana anak-anak bakal lelah, haus lalu batal puasa. Padahal bukankah badan harus dilatih agar kuat? Semua anak suka bergerak, suka berlari, suka memanjat, suka mengutak-atik apapun dan sebetulnya sangat senang membantu atau dilibatkan. Kalau anak tidak pernah dilatih dan hanya dijejali vitamin-vitamin mahal luar negeri dengan asupan susu, makanan dan minuman jutaan Rupiah karena impor dari luar negeri pula; manalah sanggup melawan pemberian dan anugerah Tuhan Yang Maha Pemurah yang sudah tersedia murah meriah di pasar tradisional? Jadi ingat syair di lagu anak-anak karya ibu Soed:

Amira, kontingen renang FIB di Olimpiade UI 2010
Latihlah badanmu, Nak, supaya sehat.
Latihlah batinmu supaya kuat.


Akhirnya generasi muda kita tumbuh dengan badan padat berisi karena gizi yang terlampau baik, namun bergerak lamban tidak gesit karena badan ramping atau kurus dibilang kurang sehat dan orang tua akan malu karena bisa dibilang kurang makmur dalam "menggemukkan" anak. Padahal di jaman efisiensi sekarang ini, seperti prinsip stream line, badan ramping namun bertenagalah yang dicari. Badan gemuk akan makan tempat, boros bahan pakaian, banyak makan, tapi lamban dan mudah mengantuk. Lean and mean! Ayo olah raga. Apa lagi hari ini, 9 September adalah hari olah raga nasional. ;-)


Comments

Fari lomba renang kapan iki?
Setuju mbak Moi, kegiatan outdoor & olah raga itu penting sekali. Biasanya orang yang dekat dengan alam dekat juga dengan sang Pencipta
Je said…
Honestly, karena alesan tiga hal itulah gw belajar renang di usia gw yang (waktu itu) 29. Didnt really care what people in the pool commented on my being a 29-year-old-learning man :).
Moi Kusman said…
@ Ratna: Itu pertandingan baru sekitar setahun dua tahun lalu. Alhamdulillah anak2 semua masuk klub renang. Mudah2an dekat dengan alam dekat dengan Pencipta. Walaupun kalau teori barat gak gitu2 amat ya.

@ Je: Gue pikir lo masih 29. Ah EGP lagi mo belajar renang umur berapa juga. Gw se-muda (untuk gak mo bilang "se-tua") ini belum bisa sepatu roda, skate board, jadi aja gak bisa ice skating deh di MTA kalo anak2 pada main. Padahal pengin juga main ski di Gstaad Swiss :p
Yulistana PN said…
Thanks bu Moi buat ng-reminder hari Olahraganya.
Haidar kami aja baru bisa belajar sepeda rodatiga 2hari yg lalu.
Nggak dipungkiri lagi bahwasanya dengan meng-olahragakan badan,,,sangat penting untuk menunjang aktifitas sehari2. Ada2 aja ide untuk olahraga hanya sekedar untuk social networking,,,hi,,,5x,,
Moi Kusman said…
Tapi tentang olah raga u/ social networking itu betul loh, @Yulis. Ada pengakuan dari "praktisi"nya. Saat ia berada di luar negeri, olah raganya tidak dilakukan lagi sehingga berat badannya naik tajam. Sebagai atlit, pasti kamu tau apa arti olah raga ya. Semoga anakmu bisa ikut olimpiade mewakili Indonesia di cabang yang dia tekuni apapun itu. Aamiin.

He3x, terima kasih @Ratna. Telat aplot soalnya nyari2 dulu.
Yulistana PN said…
Waah,,,berarti akunya bu yg kurang tau hal2 seperti itu.
Yaa,,bisa dibilang sedikit banyak saya tau arti pentingnya olahraga.
Untuk anakku belum ada minat sama sekali untuk mewarisi kebisaannya ortunya,,dah berkali2 diajak liat2 latihan taekwondo..malah lari2 sendiri,,,yaaa begitulah dunia anak2 ya buu...?

Terimakasih atas doanya bu...
buku dakwah said…
salam kenal ya...
berenang udah bisa
tinggal berkuda dengan manah nih
jadi pengen nyoba
emang benar olahraga itu pentiing bgt,men sana corpo re sano....hehe
Moi Kusman said…
@Yulistana, sama2. Terima kasih juga.

@Eka, terima kasih banyak sudah mampir & beri komentar.

@buku dakwah, yuk olah raga biar sehat. Terima kasih sudah mampir.

Popular Posts