10 Tips Pengasuhan Anak Dari Lee Kuan Yew

Singapura baru saja kehilangan arsitek utama dan bapak bangsa negeri itu. Kemarin aku menyaksikan dokumentari di kanal Discovery yang berjudul Father of a Nation: Lee Kuan Yew. Menyaksikan bagaimana Lee Kuan Yew dan istri beliau Kwa Geok Choo yang begitu sederhana, begitu punya integritas, begitu setia pada nilai-nilai yang mereka percaya. Usai menonton, aku duduk termenung dengan kepala penuh tanya, bagaimana membesarkan anak agar bekerja keras, rendah hati, dan mempunyai prinsip yang teguh.


Bersyukur kita hidup di era sosial media di mana berbagi jadi mudah dan cepat, dan pagi tadi aku lihat seorang berbagi artikel dari Singapore Parenting Magazine dengan tajuk 10 Parenting Lessons to Learn from Lee Kuan Yew. Aha, ini dia yang aku cari! Dengan semangat berbagi karena sudah bersyukur mendapat apa yang belum lama aku ingin temui, aku coba terjemahkan dan sarikan di tulisan kali ini.
1. Ajari anak untuk berhemat.Hemat akan mengajari anak untuk panjang akal dan berhati-hati dengan apa yang mereka punya. Hal ini juga mengajari anak untuk menghargai apa yang mereka punya: rumah yang nyaman untuk ditinggali, kebutuhan dasar seperti pakaian, makanan, air, dan keluarga yang penuh dengan kasih sayang yang tercurah. Walau Lee dan istri hidup dengan penuh kemudahan, mereka menanamkan pentingnya hidup hemat sejak anak-anak mereka kecil. "Kami harus menutup keran air dengan baik. Kalau orang tua kami mendapati ada air yang masih menetes saja dari keran, kami akan ditegur. Saat meninggalkan kamar, maka lampu dan pendingin ruangan harus dimatikan," begitu kata salah satu anak mereka Dr Lee Wei Ling pada salah satu koran di Singapura. Lewat peraturan dasar seperti inilah nilai-nilai syukur dapat diajarkan sambil pula mengajarkan nilai-nilai uang. 
2. Hormati setiap orang.Salah satu nilai penting yang dapat diajarkan pada anak adalah bahwa setiap orang, tanpa memandang keluarga atau latar belakang, berhak mendapatkan perlakuan dengan penuh rasa hormat dan menjunjung tinggi harga diri. Menurut putri Lee Kuan Yew, Lee Wei Ling, begitulah cara orang tuanya membesarkannya. Ia dan saudaranya diajari untuk tidak berlaku seperti anak seorang perdana menteri dan berharap orang akan memperlakukan mereka dengan berbeda. "Hasilnya, kami memperlakukan semua orang -kawan, pekerja, dan menteri kabinet- dengan cara yang sama. Pengawal ayah menjadi teman kami," demikian katanya. 
3.  Nikmati kesenangan hidup yang sederhana.Tak perlu melimpahkan anak dengan mainan terbaru atau liburan yang mahal untuk menunjukkan cinta pada anak. Bahkan hal sederhana seperti bermain di taman bersama anak dapat serta merta membuatnya tertawa senang, yang tentunya akan terus dikenang anak sampai ia dewasa. Kenangan terindah dari PM Lee Hsien Loong adalah perjalanan pendek dan saat bersantai yang ia nikmati dengan keluarga dan ayah-ibunya. Ia ingat saat berumur lima atau enam tahun sang ayah membawanya dan saudara-saudaranya ke daerah bernama Tanglin Halt di malam hari, dan menyaksikan kereta api lewat. "Sungguh senang berada di luar bersama seperti itu," kenang sang perdana menteri Singapura saat ini. 
4. Tak usah beri tekanan yang tidak perlu pada anak.Orangtua di Singapura sering tergoda untuk memasang target pengharapan yang tinggi pada perkembangan dan pencapaian anak. Meski maksud dan motivasi orangtua pasti baik yaitu agar anak mengoptimalkan kemampuan mereka, penting untuk diingat bahwa anak harus mendapatkan hak mereka untuk menikmati masa kecil mereka sebelum berurusan dengan keputusan hidup yang rumit di saat mereka dewasa. Di wawancaranya, putra Lee Kuan Yew, Lee Hsien Yang berkata: "Menurut saya orang tua yang baik mampu untuk membimbing anak tanpa membuat anak merasa dipaksa." Di saat yang sama PM Lee Hsien Loong dan Lee Wei Ling juga berbagi, walau pun ayah mereka adalah seorang perdana menteri saat mereka tumbuh, mereka tidak dipaksa untuk berprestasi di sekolah. "Saya bukan salah satu siswa teratas di sekolah. Selama saya mengerjakan yang terbaik yang saya bisa dan mengatur kehidupan saya dengan baik, orang tua kami sudah senang," kata PM Lee. 
5. Selalu percaya pada cita-cita anak.Seberapa seringkah seorang anak berusia lima tahun berkata bahwa ia ingin jadi dokter saat besar nanti, lalu ingin menjadi astronot keesokanharinya? Bagaimana seharusnya reaksi orangtua pada perubahan cita-cita anak yang begitu cepat ini? Ada satu hal yang dapat kita pelajari dari mantan Minister Mentor Lee Kuan Yew tentang hal ini: Saat anak menunjukkan hasrat pada satu hal, yang tepat yang dapat dilakukan orang tua adalah melakukan apa saja untuk membantu anak agar hal tersebut dapat tercapai. PM Lee mengutip contoh yang tepat dalam hal di atas. Ketika ia memutuskan untuk belajar musik saat melihat alat musik recorder yang dibeli orangtuanya untuk salah satu saudaranya, permintaannya untuk belajar musik langsung dikabulkan oleh orangtuanya. Dari belajar musik ia lalu memutuskan untuk bermain alat musik klarinet di grup musiknya, untuk lalu memperlihatkan ketertarikan dalam bermain alat musik tiup tuba. Orang tua dapat melakukan hal yang sama pada anak. Jangan pernah remehkan mimpi anak meskipun sering berubah-ubah. Siapa yang akan menyangka bahwa hal yang diinginkan anak adalah pilihan karir hidupnya? 
6. Hormati yang lebih tua.Satu hal yang penting dalam pengasuhan anak di Asia yang perlahan berkurang dalam keluarga sekarang adalah kebutuhan untuk menunjukkan rasa hormat pada yang lebih tua dan anggota keluarga lain. Menurut PM Lee walau ia dan saudaranya tumbuh dalam keluarga yang santai, tapi ketiga anak diharapkan untuk bersikap baik dan berbicara dengan sopan dengan seluruh anggota keluarga. "Menurut saya hal itulah di mana orang tua kami lebih ketat dibanding orang tua sekarang," katanya. Menunjukkan rasa hormat adalah hal tak ternilai agar anak belajar di jalur perilaku yang benar terutama saat mereka berhadapan dengan yang lebih tua. Orangtua juga harus memberi contoh saat berinteraksi dengan para orangtua dan ipar mereka. Anak belajar dari hal yang dicontohkan orang yang mereka percaya dan cintai seperti orang tua dan pengasuh. 
7. Hadirlah dalam kehidupan anak.Berbicara tentang peran Lee Kuan Yew sebagai ayah, PM Lee berkata: "Ia seorang ayah yang ketat dan baik. Walau pun banyak menyerahkan pengasuhan anak pada ibu saya karena kesibukannya dalam politik dan tanggungjawabnya, tapi saat saya perlu ia selalu ada. Dalam situasi sulit, penting posisinya dalam keluarga." Perdana menteri Lee juga berbagi bagaimana cara yang ditempuh ayahnya untuk selalu berkomunikasi dengannya dan saudaranya, bahkan saat sedang bepergian. "Ia menulis untuk kami, dan ibu pun menulis untuk kami setiap minggu. Suratnya didiktekan, diketik, lalu ia periksa dan dibetulkan, ditambah sesuatu, atau diperpanjang satu atau dua paragraf lagi dalam tulisan tangan sebelum dikirim. Saya masih menyimpannya." Jadi sempatkan untuk duduk dan berbicara dengan anak untuk beberapa saat dan bertanya bagaimana hari mereka. Ini adalah saat yang baik untuk menciptakan hubungan baik dengan mereka, dan memberi mereka nasehat agar mereka dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi. 
8. Semangati anak betapa berharganya kerja keras.Dengan mengamati ayahnya bekerja, PM Lee diberi contoh kerjakeras dan prinsip-prinsip betapa segala dapat dibuat lebih baik oleh ayahnya. "Menyaksikan bagaimana ayah berjuang, bekerja, dan berusaha dalam menyelesaikan beragam masalah dan tantangan, menurut saya itu satu inspirasi yang besar buat saya," ujarnya. Satu contoh yang disebut PM Lee luar biasa adalah saat ayahnya belajar bahasa Mandarin dengan cara mendengarkan rekaman, berlatih dengan guru dan mendengarkan rekaman kembali saat berlatih, bahkan di akhir pekan. Menurut PM Lee ayahnya selalu mengerjakan hal rutin tersebut bahkan sampai di usia senja sebab ayahnya tidak ingin kehilangan kemampuan bahasa tersebut. Dengan memberi contoh, orang tua dapat mengajarkan anak bahwa kerja keras itu akan terbayarkan. Ikut terlibat dalam proyek dengan anak, seperti belajar musik bersama, dan berlatih sampai dapat memainkan dengan pro lagu kesukaan kalian bersama. Mencapai satu misi bersama memberi kepuasan yang luar biasa, dan dengan berjalannya waktu anak akan belajar bahwa kerja keras diganjar dengan beragam imbalan yang melimpah. 
9. Tak usah terlalu lama berada dalam penyesalan.Hidup tidaklah pernah sempurna, dan ada saatnya hal tidak berjalan sesuai rencana kita. Walau pun hal ini terjadi, sungguh penting untuk ajari anak kembali bangkit dan menatap ke depan, tak usah lama menyesali apa yang terjadi. Dari banyak wawancaranya, Lee Kuan Yew bukan orang yang sering mengucapkan kata "kalau saja" atau "seharusnya hal yang dilakukan." Pribadi yang selalu ditunjukkan oleh Lee Kuan Yew adalah seorang yang tidak memberi ruang pada sebuah penyesalan, dan bahkan menyiratkan bahwa penyesalan hanya untuk mereka yang "pengecut". 
10. Pengorbanan adalah titik awal untuk sukses. PM Lee pernah berkata bahwa ia mengagumi kerja keras dan kerjakeras ayahnya demi negara. "Ia dengan sangat luar biasa fokus pada obsesinya untuk membangun negerinya, membuat Singapura aman, lebih baik, dan menciptakan sesuatu untuk warganya, bersama rekan kerjanya dan seluruh rakyat. Menurut saya itu sangat mengagumkan." Saudara lelakinya, Lee Hsien Yang juga berkata bahwa ayah mereka "selalu memiliki cinta yang besar pada Singapura di hatinya," - saat di rumah "selalu memiliki cinta yang besar pada anak-anaknya dan istrinya." Orang tua pun dapat mengajarkan pada anak mengapa pengorbanan diperlukan demi orang yang kita kasihi. Di akhir dari segalanya bukan "apa yang membuat saya bahagia" tapi lebih dari itu "apa yang saya kerjakan membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik."
Setelah selesai membaca artikel itu, bercampur dengan dokumentari yang aku tonton kemarin, sebagai orang tua dan guru, ini adalah satu introspeksi yang dalam buatku. Hidup itu seharusnya sederhana; tapi tidak pernah ada yang sederhana dari hal baik yang secara konsisten kita praktekkan dari menit ke menit, jam ke jam, hari demi hari, minggu, bulan, tahun, dekade. Itulah dedikasi. Selamat jalan, Lee Kuan Yew. Di perbincanganku dengan suamiku, aku berkata betapa Asia Tenggara pada khususnya berhutang budi pada Lee Kuan Yew atas teladan yang telah konsisten dilakukannya, dan ditunjukkannya pada Indonesia sebagai negara tetangga Singapura dan sesama negara ASEAN, meski mungkin dan pasti di negaranya sendiri ada yang tidak setuju dengan kebijakannya. Terima kasih, Mr. Lee.

Gambar dari: https://www.facebook.com/ChannelNewsAsiaSingapore/timeline

Comments

Anonymous said…
Untuk para orang tua ...penting nih

Suka berbagi said…
TERIMA KASIH UNTUK ARTIKEL INI. IZIN UTK PUBLIKASI DI BLOGKU
Moi Kusman said…
Silakan. Terima kasih sudah mampir di blogku. ;-)
Moi Kusman said…
Terima kasih sudah mampir ke blogku. ;-)
Moi Kusman said…
Terima kasih sudah mampir ke blogku. ;-)
Unknown said…
Ijin share ya...
Moi Kusman said…
Terima kasih sudah mampir di blogku.
Moi Kusman said…
Terima kasih sudah mampir di blogku.
Moi Kusman said…
Terima kasih sudah mampir di blogku.
Administrator said…
Izin sharing di Blog Alumni Hang Kesturi
hihijunic said…
Wah... masukan yg bagus.
Moi Kusman said…
Silakan. Terima kasih sudah mampir di blogku. ;-)
Moi Kusman said…
Terima kasih sudah mampir di blogku. ;-)
satria said…
terima kasih ilmunya.... sangat penting utk para orang tua....

Popular Posts