Bahasa Inggris 25: Belajar "too" dan "either" dengan permainan "We have a lot in common"

Difoto dari buku Essential Grammar in Use Elementary
Dalam rangka 17 Agustus minggu lalu, dalam rangka persatuan, kesatuan, dan mencari persamaan, di kelasku yang pesertanya seluruhnya karyawan di satu kantor, kami mainkan permainan mencari persamaan yang aku namakan "We Have A Lot In Common". Permainan ini aku dapat dari seorang teman yang pekerjaannya instruktur di pelatihan motivasi, dan permainan ini kami mainkan, dalam bahasa Indonesia, di satu pertemuan orangtua dari anak-anak homeschooling yang belum lama ini aku hadiri. Aku mendapat inspirasi bahwa permainan ini dapat digunakan untuk mengajarkan "too" dan "either", dan aku merancang agar permainan ini dapat sebagai ajang untuk mengasah kemampuan writing dan speaking. 

Begini langkah-langkahnya:

1. Buka dengan memperkenalkan nama permainan ini. Buat beberapa bahkan sebagian besar siswa kalau mereka tingkat elementary, nama permainan ini terdengar asing. Ini saatnya memperkenalkan idiom baru pada peserta. Salah satu definisinya dapat didapat di sini, atau bisa cari juga di Google. 

2. Secara umum peserta diberi gambaran apakah "too" dan "either" itu. "too" untuk kalimat positif, dan "either" untuk kalimat negatif. Banyak dari kita tidak menyadari bahwa kalau kalimat memakai "not" maka yang dipakai "either", bukan "too".

Jadi:
"too"
Andi: I was born in Jakarta.
Beni: I was born in Jakarta too.

Andi was born in Jakarta and Beni was born in Jakarta too.

Cita: It is raining in Bogor. 
Dina: It is raining in Padang too.

It is raining in Bogor and it is raining in Padang too.


"either"
Eni: I don't understand the lesson.
Finda: I don't understand the lesson either.
Bukan: I don't understand the lesson too. 

Eni does not understand the lesson and Finda does not understand the lesson either.

Gunawan: My father does not smoke.
Hendra: My father does not smoke either.
Bukan: My father does not smoke too.

Gunawan's father does not smoke and Hendra's father does not smoke either.

2. Bagi peserta sehingga mereka berpasangan. Saat membagi, biasanya aku gunakan kertas kecil-kecil berisi pasangan, bisa pasangan kata berlawanan, seperti tall vs short, husband vs wife, dry vs wet, dan lain-lain; atau pasangan kata sinonim, seperti tall - high, woman - lady, smart - intelligent, dan lain-lain; bisa dua kota dari propinsi atau negara yang sama, seperti  London - Manchester, Melbourne - Sydney, New York - San Francisco, dan lain-lain; bisa pasangan kata yang bahan atau fungsi yang sama, seperti coffee - tea, chair - table, spinach - cabbage; dan berbagai macam cara lain yang dapat disesuaikan dengan situasi dan topik yang sedang dipelajari.

2. Dalam waktu tertentu yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat level, minta setiap pasangan untuk mencari persamaan satu dengan yang lainnya. Tentukan kalimat tentang persamaan yang tidak diinginkan, seperti kalau di kasusku: sama-sama laki-laki atau perempuan, sama-sama kerja di perusahaan yang sama, sama-sama sedang berada di ruang seminar. Jangan lupa karena sedang belajar tentang "either", minta peserta untuk membuat kalimat dengan menggunakannya juga.

3. Ketika persamaan sudah didapat, buat kalimat seperti contoh di atas saat merangkum pembicaraan antara dua orang. Misalnya:
Irawan: I graduated from SMA 1 Malang.
Juni: I graduated from SMA 1 Malang too.
Kalimatnya menjadi:
Ketika dibaca Irawan: I graduated from SMA 1 Malang and Juni graduated from SMA 1 Malang too.
Ketika dibaca Juni: I graduated from SMA 1 Malang and Irawan graduated from SMA 1 Malang too.
Atau:
Kania: I cannot swim. 
Lina: I cannot swim either.
Kalimatnya menjadi:
Ketika dibaca Kania: I cannot swim and Lina cannot swim either.
Ketika dibaca Lina: I cannot swim and Kania cannot swim either.
Pada tahap ini peserta diberi kesempatan untuk berdiskusi lalu menulis kalimat-kalimat hasil diskusi mereka dalam bahasa Inggris.

4. Guru dapat berkeliling untuk memeriksa, sambil sesekali menjawab pertanyaan peserta. Pengalamanku pertanyaan dapat berkisar apa saja, dari vocabulary, grammar, word order, dan lain-lain. Juga beberapa peserta mulai menanyakan apakah jawaban bisa dibuat singkat seperti "I am too", atau "He did not either" dan sebangsanya, bahkan beberapa ada yang mulai bertanya bagaimana dengan "so do I", atau "neither am I" yang sebetulnya akan dibahas kemudian.

4. Ketika waktu yang ditentukan habis, peserta harus segera menyelesaikan tugas ini. Berikutnya satu per satu pasangan bergantian membaca kalimat masing-masing. Dalam tahap ini peserta diberi kesempatan untuk melatih pronunciation dalam speaking, menyimak jawaban teman, mengomentari, dan guru dapat memakai kesempatan untuk mengoreksi bila masih ada kesalahan dalam grammar.

Setelah unit ini selesai, pelajaran dilanjutkan dengan pembahasan "so" dan "neither". Ada baiknya sebelum membahas "so" dan "neither" sedikit dibahas tentang am/is/are, was/were, do/did, has/have, can/will/must/may, dan bentuk negativenya. Untuk peserta karyawan dengan jumlah yang tidak sedikit, maka akan lebih baik pelajaran ini dilakukan di pertemuan berikutnya.

Selamat mencoba. 

Comments

Popular Posts