Ditinggal Fattah 5 Hari 4 Malam Ikut Eksplorasi 4 Pulau: Pulau Karya, Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, dan Pulau Rambut Bulan Juli 2018
Foto: Kak Shanty |
- 2016 ke Magelang dan Yogyakarta, ditulis Fattah di sini.
- 2017 ke Pulau Harapan di Kepulauan Seribu, ditulis Fattah di sini.
Di Pelabuhan Sunda Kelapa Jalang Berangkat Eksplorasi Pulau Harapan 2017 - 2018 ke 4 Pulau: Pulau Karya, Pulau Untung Jawa, Pulau Pramuka, dan Pulau Rambut, ditulis Fattah di sini.
Apa sih kegiatan penutupan Pramuka Penggalang Klub Oase ini? Di ajang eksplorasi ini, anak-anak Penggalang Klub Oase dapat mempraktekkan kemampuan yang dilatih selama satu semester yang telah diminta oleh kakak-kakak pembina Pramuka Penggalang. Di eksplorasi 2018 kali ini kemampuan-kemampuan yang diminta antara lain:
- memasak nasi tanpa penanak nasi listrik,
- memasak tiga macam menu masakan,
- makan makanan mentah,
- rutin berolahraga minimum 30 menit sehari empat kali seminggu,
- menulis dan menggambar dalam pembuatan jurnal alam,
- melatih tali temali,
- kegiatan minim sampah.
Itu saja yang saya ingat. Selain kemampuan tersebut di atas, eksplorasi ini wajib dilakukan dengan naik kendaraan umum, dan anak-anak Penggalang tidak diperkenankan membawa gawai kecuali kalau output yang akan dihasilkan akan melibatkan bahan yang akan diolah melalui gawai yang dibawa. Misalnya akan membuat film pendek dari video atau foto yang dihasilkan dari kamera yang dibawa. Untuk itu, anak yang akan membawa kamera harus membuat proposal kepada kakak pembimbing agar permintaan membawa gawai disetujui.
![]() |
Di KM Sabuk Nusantara 66 saat berangkat. Foto: Ketty Darmadjaja |
![]() |
Nobar Film Class Dismissed Foto: Nareswari |
![]() |
Conscious Parenting Pramuka Oase Foto: Kak Shanty |
![]() |
Seminar Ketofastosis Serang Nyaris tidak dapat apa-apa! |
![]() |
Kantong charger yang tertinggal di Studio Sang Akar Foto: Dona Piran |
![]() |
Peserta Eksplorasi di depan Mess BKSDA Pulau Untung Jawa Foto: Kak Ali |
- Regu Garam Laut, ketua: Kaysan, anggota: Ali, Fakhri, Syauqi.
- Regu Anjing Laut, ketua: Fattah, anggota: Alevko, Hiban, Tre.
- Regu Putri Duyung, ketua: Michelle, anggota: Adinda, Katya, Tata.
- Regu Duplob, ketua: Ratri, anggota: Andini, Anja, Ceca, Trisha.
![]() |
Masih gelap di luar, kereta masih sepi. Foto: Kak Shanty |
Fattah berangkat dari Stasiun Buaran bersama Kak Shanty dan Kaysan karena rumah mereka dekat stasiun itu. Di sana Alevko datang untuk bergabung. Masih jam 5 pagi saat itu dan beberapa masih mengantuk. Ada yang diantar sampai Pelabuhan Sunda Kelapa, dan beragam pengaturan lain. Tapi semua semangat karena petualanganan baru akan segera dimulai.
Orangtua yang mengantar dan kakak-kakak pembina Pramuka mengirimkan foto-foto jelang keberangkatan anak-anak Pramuka Penggalang. Selama Ekplorasi kiriman foto-foto itulah yang kami para orangtua tunggu. Di hari pertama itu, orangtua mendapat jatah menelepon anak dan mereka bisa dihubungi mulai jam 19 sampai jam 19.30. Fattah dapat dihubungi di hape Kak Lala. Para orangtua mendapat jatah 3 menit. Sebelum berangkat Fattah berpesan bahwa dia ditelepon oke, tidak pun tidak mengapa. Wah, saya sih tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Masa' tidak mau menelepon!
![]() |
Kacang Tojin Ruku-Ruku Masakan rumah kami |
Jadwal Eksplorasi ini dapat dilihat di blog yang ditulis kak Shanty di sini. Untuk misi Eksplorasi 4 Pulau ini, di sebagian harinya, anak-anak Pramuka Penggalang Oase diwajibkan untuk memasak. Tapi tiga hari pertama, anak-anak itu dimanjakan dengan fasilitas dari katering. Ada ketentuan yang diberikan oleh kakak-kakak pembina tentang makanan yang boleh dibawa di Eksplorasi ini: makanan atau masakannya harus buatan rumah dan si anak ikut membantu proses pembuatannya. Fattah membawa 2 makanan dari rumah karena masakan tersebut memenuhi kriteria yang ditentukan kakak pembina di atas. Masakan buatan rumah itu adalah: rendang hitam untuk lauk makan, dan kacang tojin sebagai camilan.
![]() |
Rendang Hitam Masakan rumah kami |
Cerita dan foto-foto datang silih berganti. Ada cerita regu Fattah kehilangan ikan Bentong karena digondol kucing hanya beberapa menit setelah dibeli. Ada cerita regu yang persediaan gasnya sudah menipis. Ada juga cerita mahirnya Alevko memasak nasi dengan cara liwet! Ada cerita Ali yang membawa cumi asin dan memasaknya di tenda, dan wanginya membangunkan mereka yang masih tidur. Fattah juga cerita bahwa rendang, yang memang dirancang untuk dua kali makan itu, diminta bumbunya oleh teman-teman dari regu lain karena dagingnya untuk konsumsi anggota regu Anjing Laut.
Untuk komunikasi dengan anak-anak, para orangtua mendapat jatah menelepon dua kali selama Eksplorasi ini. Yang pertama dilakukan di hari pertama. Dan yang ke dua dilakukan di hari ketiga. Untuk telepon kali kedua, kesempatan saya berikan pada bapaknya Fattah yang sedang di Sumatra Barat sana. Setelah beberapa hari saya pun tidak dapat menghubungi Ican karena berada di kampung yang susah koneksi selularnya, hari di mana jatah menelepon kedua itu akhirnya Ican sudah kembali ke Padang yang ramah pada koneksi selular. Jadilah kali itu Fattah mendapat telepon dari bapaknya agar ia lengkap mendapat telepon dari ibu lalu dari bapak.
Di Dermaga Pulau Karya Foto: Kak Shanty |
Jumat, 20 Juli 2018 adalah hari berakhirnya Eksplorasi 4 Pulau. Hari itu jam 8 pagi anak-anak sudah siap di Pulau Karya untuk kembali ke Jakarta.
Karena tidak ada jadwal KM Sabuk Nusantara 66 di hari itu, mereka pulang naik kapal kayu Dolphin Express. Menurut Fattah, perjalanan ditempuh dalam waktu 2,5 jam dan tiba di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke jam 10.30. Kali itu Fattah dijemput saya, dan dua kakak Fattah: Fari dan Amira. Gosong kulit anak-anak semua. Terlihat letih tapi tetap cerita. Kata Fattah, hanya Hiban yang sudah mandi. Selain Hiban, termasuk kakak-kakak pembina, semua anak belum mandi yang sepertinya tidak terlalu penting di sana. Salah satu petualangan bersama teman-teman Pramuka Penggalang Klub Oase dan kakak pembina pun usai. Kesan Fattah: "The best exploration so far." Sampai jumpa di eksplorasi-eksplorasi berikutnya. Terima kasih yang tak terhingga kepada para kakak pembina. Love.
Di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke Sebagian besar menunggu Trans Jakarta menuju Stasiun Kota. |
Comments