Membangun Musikalitas, kelas dari Adoy dan Bonita; Sebuah Refleksi Kelas #1

 


Gambar 1 dari sini

Selasa sore, 3 November lalu, karena tertarik pada kelas Membangun Musikalitas dari PKBM Piwulang Becik, dan pengajarnya yang sangat rendah hati, Adoy dan Bonita, maka saya ikut kelasnya. Alasan pertama adalah karena pengajarnya yang saya kenal -walau belum pernah bertemu muka. Anak-anak kami sama-sama homeschooling dan bergabung di PKBM yang sama. Alasan berikutnya adalah karena aku suka musik. Eh, memang siapa yang tidak suka musik ya? Di kelas Adoy berkata bahwa hanya sedikit sekali orang yang tidak punya sense of music. Ah, tentu saja. Dunia sepi tanpa musik. 

Tulisan ini dibuat karena PR yang diminta Adoy. Di kelas Adoy meminta peserta untuk memikirkan sebuah lagu. Ketika kelas berakhir, PR dari Adoy adalah lagu yang dipikirkan tadi diceritakan pada seseorang. Ketika kelas berlangsung sebetulnya lagu yang kupikirkan adalah Bohemian Rhapsody dari Queen. Tapi karena lagu tersebut harus diceritakan pada seseorang; sasarannya siapa lagi kalau bukan orang terdekatku yaitu suamiku; dan lagu Bohemian Rhapsody itu pasti dikenalnya, maka kuputuskan untuk menggantinya dengan lagu yang mungkin belum terlalu akrab di telinganya. Dari sekian banyak lagu yang berkelebatan di pikirainku, akhirnya kupilih Gloomy Sunday dari Billie Holiday

Gloomy Sunday

Sunday is Gloomy,
My hours are slumberless,
Dearest, the shadows I live with are numberless
Little white flowers will never awaken you
Not where the black coach of sorrow has taken you
Angels have no thought of ever returning you
Would they be angry if I thought of joining you
Gloomy Sunday
Gloomy Sunday with shadows I spend it all
My heart and I have decided to end it all
Soon there'll be candles and prayers that are sad, I know,
Let them not weep, let them know that I'm glad to go
Death is no dream, for in death I'm caressing you
With the last breath of my soul I'll be blessing you
Gloomy Sunday
Dreaming, I was only dreaming
I wake and I find you asleep in the deep of my heart, dear
Darling I hope that my dream never haunted you
My heart is telling you how much I wanted you
Gloomy Sunday

Aku bukan penggemar Billie Holiday; hanya nama besarnya saja yang pernah kudengar. Bahkan belum ada satu lagunya pun pernah kudengar dan tidak tahu apakah Billie itu laki-laki atau perempuan. Lagu Gloomy Sunday pertama kali kudengar saat menyaksikan seorang penyanyi muda dari Norwegia bernama Angelina Jordan saat ia beraudisi di Norway's Got Talent di tahun 2014, saat ia baru berumur 7 tahun, dan akhirnya dia memenangkan Norway's Got Talent di tahun itu. Dari audisi Angelina Jordanlah aku jadi mencari versi Billie Holiday, dan mendengarkannya. Kalau ditarik lagi mengapa aku mendengarkan Angelina Jordan dan kembali ke tahun 2014, awalnya adalah menyaksikannya di ajang America's Got Talent Champions 2020 saat akhirnya Angelina menyanyi di depan Simon Cowel, juri yang dikaguminya. Bohemian Rhapsody yang dinyanyikan Angelina di ajang itu mampu membuat salah satu juri menekan golden buzzer. Sejak itu pencarian pada Angelina Jordan dimulai. Lagu Yellow Brick Road dari Elton John yang dinyanyikan di babak America's Got Talent Champions 2020 berikutnya juga membuatku menganga akan kepiawaiannya menyanyi dan mengaransemen lagu-lagu yang reputasinya besar. Angelina menantang setiap lagu dengan berani mengambil resiko. 

Perasaanku saat pertama kali mendengar Gloomy Sunday versi Angelina Jordan mau pun Billie Holiday adalah tersihir oleh keunikan nadanya; mendayu, membawa pada kesuraman yang memang ingin dihadirkan. Gaya menyanyi yang seperti menyeret kata demi kata membawaku ikut terseret di dalamnya. Aransemen musiknya pun indahnya, seolah menggiringku tenggelam dalam samudra nada pilu yang dalam, melontarku pada mesin waktu memori kesedihan yang kuhubungkan pada pengalaman pribadi, orang lain atau fiksi di novel atau film. Kata-kata di liriknya juga tidak kalah menghipnotis. Sebuah lagu tentang hari Minggu yang semestinya adalah hari yang ditunggu orang untuk melepas lelah, berwisata, bersantai, bergembira, tapi justru menjelma menjadi hari Minggu yang suram. Ada kata sorrow, death, last breath. haunted; makin membuat suramnya suasana. Musik yang sederhana justru tepat untuk pesan kesedihan dan penderitaan akan kehilangan yang disampaikan oleh lagu.

Ada satu hal yang mengejutkanku saat berselancar mencari tahu tentang Gloomy Sunday. Aku terantuk pada Youtube dengan judul Gloomy Sunday - The Hungarian Suicide Song! Apa? Suicide song? Lagu bunuh diri? Hongaria? Mengapa Hongaria? Kog bisa? Dari selancar demi selancar, aku baru tahu bahwa versi original lagu Gloomy Sunday itu berbahasa Hongaria dan dari Hongaria, digubah oleh pianis dan komposer Hongaria bernama Rezsö Seress dan liriknya ditulis oleh seorang penyair bernama László Jávor. Entah apa yang ada dalam liriknya yang bahasa Hongaria yang membuat rangkaian bunuh diri bukan hanya di Hongaria, tetapi di banyak negara di belahan utara bumi, di dunia barat. Di Wina, Austria, seorang remaja putri menenggelamkan diri sambil menggenggam potongan musik lagu ini. Di Budapest, Hongaria, seorang penjaga toko bunuh diri dan meninggalkan catatan kecil berisi lirik lagu ini. Di London, Inggris, seorang perempuan overdosis sambil mendengar lagu ini lagi dan lagi. Begitu diliris sebuah media. BBC melarang lagu versi Billie Holiday ini dan baru dicabut di tahun 2002. Sebuah fakta yang menarik dan penuh tanda tanya, yang kalau kita menggalinya pasti banyak fakta-fakta menarik.

Tugas menceritakan pada seseorang pun dimulai. Aku perdengarkan lagu itu pada Ican, suamiku. Kuputarkan versi Billie Holiday, versi Angelina Jordan, lalu yang terakhir versi aslinya. Dilanjutkan dengan menceritakan semua yang kutulis di sini; tentang mengapa memilih lagu itu, bagaimana perjumpaan pertama pada lagu itu, apa cerita di balik lagu itu; semuanya. Jadi sebuah dialog dan diskusi yang panjang.

Kekuatan sebuah lagu memang tidak dapat diduga ke mana akan menuju. Perasaan kagum pada sebuah karya, terkejut pada dampaknya, rasa penasaran pada cerita di balik nada, rasa ingin tahu pada kisah di balik lirik, semua itu membuat hidup makin hidup setelah rasa ingin tahu kita bukannya terpuaskan tapi justru menimbulkan rasa ingin tahu lain, seolah pencarian yang tak usai. Pencarian lebih dalam pada siapa Angelina Jordan, pada Billie Holiday, pada Gloomy Sunday, pada Hungarian Suicide Song, pada penggubah dan penulis liriknya, dan cerita akan bersambung. 

Comments

Popular Posts